Istana Wali, Potensi Wisata Yang Terabaikan.

Penulis : Fauzan

Faisal Ibn Sabi Ketua Asosiasi Travel Halal Indonesia Propinsi Aceh

ACEHAKTUAL.COM| Banda Aceh :  Bangunan Istana Wali Nanggroe yang berdiri megah belum termanfaatkan secara maksimal termasuk sebagai dari tarik wisatawan.

Ketua Asosiasi Travel Halal Indonesia Propinsi Aceh Faisal Ibnu Sabi mengatakan, pemanfaatan bagunan gedung tersebut selain  sebagai tempat pemersatu rakyat Aceh lewat kewenangan dan fungsi- fungsinya, lembaga Wali Nanggroe juga sebagai objek wisata.

“Bandingkan dengan Istana Merah di Rusia, Istana Birmingham di Inggris, atau King Palace di Malaysia. Semuanya di jadikan objek wisata.” sebutnya. Jumat.(16/2/2018)

Menurut pegiat traveling ini Istana-istana tersebut selain untuk tempat adminisatrasi pejabat negara juga menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke negara tersebut.

Luar biasa indahnya kalau kita terbayang jika Istana Wali dikelola dengan baik, ada pasukan penjaga Istana dengan kostum prajurit kerajaan Aceh masa lalu, dengan pasukan Kuda keliling Istana Wali tentu ada nilai tersendiri untuk wali nanggroe.

“Kita berharap pemerintah Aceh dapat menjadi Bangunan Wali nanggroe ini dijadikan sebagai salah satu tempat wisata di Aceh.” harapnya.

Sebagaimana kita ketahui komplek Meuligoe Wali Nanggroe yang dibangun di atas tanah seluas 11 hektare itu, diresmikan dua tahun lalu oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah. Gedung bercat putih yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 97 miliar itu terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Aceh.

Lembaga wali nanggroe ini suatu lembaga yang memiliki kekhususan di Aceh. Lembaga ini lahir dari hasil perundingan Helsinki.

Di Aceh, seorang wali nanggroe bertugas untuk menjadi pemersatu bagi seluruh masyarakat Aceh, menjaga adat dan tradisi, meninggikan Dinul Islam, dan menjaga perdamaian. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here