ACEHAKTUAL.COM | Banda Aceh,- Senin (21/5/2018) sejumlah aktifis yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah lakukan Demontrasi. Aksi yang berlangsung damai tersebut dilakukan di DPR Aceh. Dalam aksi tersebut mereka melakukan doa bersama dan treatikan mayat dalam kain kafan ditaburi bunga sebagai penilaian atas matinya demokrasi.
Para aktifis BEM Unsyiah menilai dua dekade reformasi sangat mengecewakan. Ketimpangan dan ketidak-adilan sosial masih menghiasi wajah negeri ini. Mereka menilai rezim pemerintahan yang sekarang semakin menunjukkan sifat kediktatoran. Negara semakin anti kritik dan membungkam rakyat; tulis mereka dalam keterangan rilisnya.
Oleh karena itu mereka melayangkan beberapa tuntutan. Pertama yaitu agar menstabilkan keuangan negara. Pemerintah harus berhenti menambah hutang dan melakukan upaya perlunasan. Kedua mempersempit ruang bagi TKA (Tenaga Kerja Asing), serta memperluas lapangan kerja untuk mengurangi tingginya pengangguran.
Ketiga menuntut kebebasan dalam berdemokrasi dan penuntasan atas kasus HAM masalalu dan mengembalikan fungsi militer seperti amanat reformasi. Keempat menjamin agar setiap anak Indonesia mendapat pendidikan wajib selama 12 tahun dengan menyediakan fasilitas yang terjangkau. Kelimat mewujudkan ketahanan energi Indonesia yang berkelanjutan.
Terakhir pada poin ke enam mereka menuntut agar DPRA agar menyampaikan hal ini kepada DPR RI.
