Peran Desa Dalam Tanggulangi Covid 19 Di Aceh

Penulis : Agus Fajri

ACEHAKTUAL.COM | Banda Aceh – Aceh adalah daerah yang berhasil melandaikan kurva terhadap penambahan pasien yang terinfeksi virus corona. Penyakit yang menyebabkan permasalahan pada alat pernafasan akut ini diketahui bisa menyebabkan kematian.

Menjadi sebuah catatan bahwa propinsi syariah ini bisa jadi masih berstatus hijau jika bukan karena sudah ada satu orang yang meninggal. Status kuning bisa dipertahankan sampai ODP dan PDP terus menurun.

Artinya para korban yang terinfeksi masih sanggup tertangani dengan baik oleh tenaga medis. Apresiasi untuk tenaga medis yang jadi pejuang di garda depan menangani pasien yang terdampak covid.

Berbicara keberhasilan Aceh pada dasarnya karena dua hal setidaknya pada garda terdepan penanggulangan covid 19. Pertama sebelum medis, kita harus meletakkan gampong atau desa terlebih dahulu. Kedua baru medis.

Cepatnya kinerja pemerintahan desa pada saat di instruksikannya jam malam serta apa yang disebu partial lockdown patut untuk di apresiasi. Bahkan pada saat kebijakan ini di cabut kembali, tidak mengurangi kewaspadaan terhadap penyakit ini.

Pengumuman pada tingkat mesjid dan meunasah serta pemasangan portal pada lorong masuk kampung menyebabkan akses menjadi terbatas. Pengontrolan terhadap potensi masuknya carier virus bisa dilakukan.

Hal tersebut juga secara evektif membuat masyarakat menjadi tanggap terhadap keberadaan pandemi berbahaya ini. Terlepas dari sebagian yang tak acuh, sebagian lainnya ada yang benar-benar patuh.

Hal tersebut membuat aktifitas sosial berkurang. kepadatan kerumunan cenderung bisa dikurangi karena sebagian memilih dirumah saja, sedangkan sebagian tidak. Konsentrasi orang yang beraktifitas diluar ruangan jadi terpecah, sehingga terbentuk semacam phisical distancing agau sosial distancing.

Tersosialisasi dengan baik perihal pencegahan covid 19 pada tingkat desa adalah kunci melandainya kurva. Masyarakat pada akhirnya menjadi mawas diri dan melakukan tindakan pencegahan.

Hal ini dapat dilihat dari banyak orang yang telah paham kalau keluar menuju kerumunan sebaiknya menggunakan masker. Kemudian juga tidak berkeliaran untuk hal yang tidak perlu.

Kedai-kedai kopi sebagian memilih menutup usaha atai hanya melayani take away saja. Bagi yang tetap buka posisi tempat duduk pelanggan di tata sehingga berjauhan sesuai protokol sosial distancing.

Pada akhirnya semua peran tersebut telah menjadikan terputusnya mata rantai penyebaran virus. Tenaga medis bisa berfokus pada kasus yang sudah ada tanpa penambahan sampai situasi tidak lagi sanggup dikendalikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here