JAKARTA – Politikus PKS Nasir Djamil merespons sikap Gatot Nurmantyo yang memilih tidak datang ke Istana Negara untuk menerima anugerah Bintang Mahaputera, Rabu (11/11/2020) lalu. Ketidakhadiran Gatot dinilai sebagai penolakan halus. Nasir menilai, sebelum Gatot memutuskan tak menghadiri acara tersebut, dia pasti telah memikirkan matang-matang. Terlebih sebagai mantan Panglima TNI dia juga memiliki banyak kolega.
“Gatot sudah mengambil keputusan itu berdasarkan pemikiran dan tentu karena beliau juga punya relasi, punya koneksi, tentu menanyakan keinginannya kepada rekan-rekannya. Pada akhirnya ada satu kesimpulan bahwa beliau menolak secara halus dengan cara tidak menghadiri penganugerahan tersebut,” kata Nasir dalam diskusi virtual, Minggu (15/11/2020).
Politikus asal Aceh ini menuturkan, keputusan Gatot itu tentu menimbulkan dua respons yang saling bersebrangan, yakni positif dan negatif. Purnawirawan jenderal bintang empat itu juga pasti telah menghitung konsekuensi tersebut.
Menurut Nasir, penolakan halus itu bisa dilihat sebagai salah satu sikap lanjutan yang ditunjukkan Gatot pascapensiun dari dinas militer. Selama aktif di militer, dia kerap kali memiliki pandangan berbeda dengan pemerintah.
“Dalam pandangan saya, dia itu ingin meneguhkan sikap dan konsistensinya. Saat menjadi Panglima TNI kan agak berbeda dari panglima mainstream yang ada di insitusi militer. Bahkan dalam tanda kutip bersebrangan dengan pendapat-pendapat yang berasal dari Istana. Oleh karena itu kemudian dia tampakkan setelah pensiun,” ucapnya.
Seperti diketahui, Gatot tidak hadir di Istana dalam penganugerahan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo. Kendati tidak hadir, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD memastikan Gatot bersedia menerima penghargaan tersebut. (iNews.id )