BNN Soal ‘Kehebatan’ Ganja Aceh: Cepat ‘Fly’, Harganya Mahal

Foto: Kepala Biro Humas & Protokol BNN RI, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo. (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) angkat bicara terkait dengan legalisasi ganja yang sampai saat ini masih menjadi dilema internasional.

Kepala Biro Humas & Protokol BNN RI, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo mengatakan ada kutub yang sangat keras terhadap peredaran ganja, dan sebaliknya ada kutub lunak dalam masalah kegunaan ganja.

“Ganja mengandung THC (Tetrahydrocannabinol), mematikan, bisa merusak badan, kemudian menimbulkan kerak di otak. Bahkan di Amerika menunjukkan pemakaian THC bisa menyebabkan kematian,” ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (30/12/2020).

Aceh menjadi salah satu wilayah di Indonesia, di mana ganja bisa tumbuh subur. Meski menurutnya, ganja di Aceh berasal dari Asia Tengah.
Baca: PBB Restui Ganja Jadi Tanaman Obat, Berlaku Seluruh Dunia?

“Ganja di Aceh, yang mengandung THC satu-satunya di dunia mencapai 15-17%. Itulah yang jadi sasaran pengedar. Cepet fly, harganya mahal,” katanya.

Untuk itu, dari dahulu hingga saat ini, ada tindak pidana bagi yang menanam, menyimpan, mentransportasikan ganja tersebut. Hal ini harus ditangani dengan baik, jangan sampai ada orang yang bisa dengan bebas menanam ganja.

Dia berujar, di BNN ada green design alternative development untuk permasalahan ini, yaitu, daerah yang masih menanam ganja, lahannya akan dialihkan untuk tanaman yang lebih berguna.

“Di Aceh ada 12 ribu hektare yang tadinya untuk ganja menjadi tanam jagung,” pungkasnya. (cnbcindonesia.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here