2 Kapal Perang AS Dikerahkan ke Laut Hitam, Rusia Prihatin

Ilustrasi (dok. REUTERS/Anton Vaganov/File Photo)

Ankara – Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan dua kapal perangnya ke Laut Hitam, pekan depan. Pengerahan ini dilakukan saat Rusia tengah semakin menambah kekuatan militernya di perbatasan Ukraina bagian timur.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/4/2021), hal itu diungkapkan oleh otoritas Turki yang mengaku telah diberitahu oleh AS soal rencana pengiriman dua kapal perang itu. Disebutkan otoritas Turki bahwa dua kapal perang AS akan berlayar melintasi Selat Turki untuk dikerahkan ke Laut Hitam pada 14-15 April mendatang.

“Sebuah pemberitahuan dikirimkan kepada kami sekitar 15 hari lalu via saluran diplomatik bahwa dua kapal perang AS akan berlayar ke Laut Hitam sesuai dengan Konvensi Montreux. Kapal-kapal itu akan tetap berada di Laut Hitam hingga 4 Mei,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki pada Jumat (9/4).

Konvensi Montreux yang ditandatangani tahun 1936 memberikan Turki kendali atas Selat Bosforus dan Dardanelles, membatasi akses kapal perang Angkatan laut dan mengatur kapal kargo asing.

Diketahui bahwa pengerahan kapal perang AS ini dilakukan saat aksi kekerasan terjadi antara tentara Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia di Donbass. Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh Ukraina melakukan ‘aksi provokasi berbahaya’.

Dalam tanggapannya, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menolak untuk membahas pernyataan Turki, namun menyatakan bahwa militer AS secara rutin mengirimkan kapal ke kawasan tersebut.

“Itu bukan hal baru,” ucap juru bicara Pentagon, John Kirby, dalam pernyataannya merujuk pada kapal-kapal militer AS di Laut Hitam. Kapal-kapal perang AS memang diketahui berlayar ke Laut Hitam, termasuk sebuah kapal jelajah dan kapal penghancur pada akhir bulan lalu.

Secara terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko, menyatakan keprihatinan soal apa yang disebutnya sebagai peningkatan aktivitas kelautan di Laut Hitam oleh negara-negara yang tidak memiliki garis pantai di kawasan tersebut, yang merujuk pada AS.

“Jumlah kunjungan oleh negara-negara NATO dan lamanya kapal-kapal perang mereka tinggal di sana telah meningkat,” ucap Grushko seperti dikutip kantor berita Interfax.

Menurut sejumlah saksi Reuters yang memantau kapal-kapal yang melewati Selat Bosforus di Turki, AS dan NATO meningkatkan kehadiran di Laut Hitam sejak awal tahun ini, terutama saat Presiden Joe Biden menjabat. Saksi Reuters itu menyebut level peningkatannya mencapai level tahun 2014-2015 saat Crimea, yang merupakan wilayah Ukraina, dicaplok oleh Rusia — langkah yang dikritik dunia internasional.(detik.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here