Aceh Besar – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Dirjen Tanaman Pangan, mengutus tim identifikasi calon lokasi Food Estate ke kawasan SieBreuh di Aceh Besar. 27-29 April 2021.
Survey dilakukan guna memastikan kesiapan lahan dan kelompok tani serta Pemerintah Aceh dan Aceh Besar dalam melaksanakan program Food Estate Kementan yang berbasiskan korporasi petani.
Hal tersebut disampaikan oleh Kadis Pertanian Aceh, Ir Cut Huzaiman MP, saat pertemuan diruang meetingnya 27 April 2021, beliau mempersilahkan tim identifikasi untuk meninjau langsung dilapangan.
“ Kami mewakili pemerintah Aceh maupun Aceh Besar, kelompok tani dan pihak koperasi Siebreuh sudah jauh hari menyiapkan diri untuk menjalankan program FE ini kedepan,” jelas Kadis Pertanian Aceh yang baru dikukuhkan tersebut.
Menurut ketua tim Suharjon SP, mengatakan kedatangan mareka memang mendadak, karena harapan kementrian program ini dapat berjalan secepatnya, “Maka kami diutus untuk melihatnya, sebenarnya ada 39 lokasi diseluruh Indonesia,”ujarnya.
Sebelumnya, tim didampingi Kabid Tanaman pangan, Safrizal SP MPA, melakukan pertemuan dengan poktan dikantor BPP Sukamakmur, kemudian meninjau lokasi areal persawahan Blang Raya, karena Kawasan Siebreuh yang diusulkan menjadi Kawasan Halal Food Estate Siebreuh ini mencakup enam kecamatan, kuta malaka, sukamakmur, ingin jaya, Simpang tiga, Darul Kamal dan Darul Imarah .
Menurut , penggagas program pengembangan kawasan Food Estate Siebreuh, Juanda Djamal menjelaskan, pendekatan program ini memadukan antara padi dengan ternak, jadi limbah padi seperti jerami dapat diolah menjadi pakan ternak, begitu pula limbah ternak dapat diolah menjadi energi dan pupuk kompos, sehingga energi ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin padi (rice miliing unit) maupun mesin lainnya.
“Pendekatan hulur-hilir dan zero waste ”,kata Juanda Djamal, yang juga Ketua Fraksi Partai Aceh di DPRK Aceh Besar
Pria yang akrab disapa Bang Joe ini, juga menjelaskan lagi bahwa, Food estate ini menjadi langkah untuk meningkatkan kualitas produksi padi maupun ternak, harapan juga biaya produksi dapat lebih murah, dan industri padi dapat diciptakan.
Tentunya kata aktifis sosial ini, semua didukung infrastruktur dan teknologi mektan sehingga korporasi petani ini juga dapat berbagi keuntungan dengan petani, karena pemiliknya adalah petani itu sendiri.
“Terpenting,kita sedang membangun kembali perilaku saudagar, kita ingin meninggalkan mentalitas bantuan,” tutup Juanda.
Kadis pertanian Aceh Besar, Jakfar SP menyebutkan, pihaknya memberikan dukungan penuh terhadap program ini, ini berdasarkan surat bupati Aceh Besar, agar kawasan Halal food estate Siebreuh dapat berjalan dengan sukses, bersama dengan pemerintah Aceh Besar dan Aceh.
“Kami beri dukungan penuh, termasuk tim penyuluh Aceh siap berpartisipasi menyukseskan kawasan ini menjadi sentra siebreuh (daging-beras),”demikian Jafar.