ACEHAKTUAL.COM I Aceh Besar – Dalam mendukung perkembangan karakter, akhlak, akademis, dan potensi para peserta didik, SMP Negeri 1 Darul Imarah, Aceh Besar selalu mengembangkan sistem pendidikan yang modern dan menyeluruh dengan dukungan lingkungan yang islami dan dinamis.
Salah satu bentuk pengembangan pendidikan akhlak untuk para peserta didik adalah dengan adanya pendidkkan diniyah dan mewajibkan peserta didik untuk dapat membaca dan menghafal Al Qur’an dengan baik.
Kepala SMPN 1 Darul Imarah, Affilinda, MPd, mengatakan peserta didik SMP tersebut diwajibkan memulai kegiatan belajar mengajar, dengan membaca Alquran selama 15 menit setiap harinya sebelum memulai proses kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing.
“Kita berharap ada khatam alquran nantinya, dalam setiap tahun, bisa qatam. Siswa juga bisa menghafal juz 30, kelas 2, jus 29 dan kelas 3 bisa menghafal juz 1, artinmya mareka dari kelas satu hingga kelas 3 bisa menghafal minimal 3 jus,”ujarnya.
Dikatakan Affilinda, hafalan para peserta didik disetorkan kepada para guru, dengan pembiasaan hafalan Al Qur’an seperti ini memungkinkan bagi peserta didik yang lulus bersekolah di SMP ini dapat menghafal lebih dari satu juz, walaupun target dari sekolah hanya mewajibkan para peserta didik SMP hafal juz 30 saat mereka lulus nanti.
“Sebelum lulus, siswa akan diwisuda. Saat itu juga bagi mareka yang sudah hafal 1,2 atau 3 juz, kita mahkotakan orang tuanya sebagai penghargaan agar orang tuanya yakin dan percaya bahwa anaknya sudah bisa dan sukses,” ujar Affilinda.
Sekolah sebutnya, siswa akan diberikan tasyakur dan ini bagian dari program diniah, anak-anak diberikan sertikat diniah, “artinya dia lulus di sekolahg ini dinyatakan lulus diniah dinyatakan lulus disekolah ini,”ujarnya.
Menurutnya, sekolah ini terpilih sebagai sekolah terpadu, dalam rangka menyahuti program bupati, dimana membuat program-program yang ada nilai jualnya, enterprainer sekolah harus ada.
“Disini, kita melihat kondisi Aceh adalah negeri syariah Islam, jadi kita menambah nilai-nilai Islami di sekolah ini,”ujar mantan kepala SMP 2 Masjid Raya.
Di sekolah ini, tambah Affilinda, selain ada guru diniyah, pihaknya juga merekrut guru tahfiz. Anak-anak diharuskan shalat dhuha, bareng yasin berjamaah.
“Setiap hari Jumat, tidak ada pelajaran umum. Kita khusus belajar agama, mengaji kitab, artinya pelajaran diniyah saja. Ada 21 ustaz yang mengajar pada hari jumat,” ujarnya.
Setiap pelajran diniyah, siswa di kontrol secara menyeluruh dalam ibadah, dibuatnya kartu shalat, mulai dari shalat dhuha hingga mareka pulang, semua di kontrol oleh guru.
“Pas bel berbunyi, guru tidak keluar dulu, tapi mengotrol anak-anak dulu, kemudian gurunya memaraf kartu shalatnya, baru kemudian anak-anak keluar untuk pulang,” jelasnya.
“Anak-anak pulang, kita kontrol dengan kartu shalat, artinya anak-anak yang belum shalat, jangan pulang dulu. Ini namanya sistem terpadu, anak-anak pulang kerumah sudah shalat, itu yang kita harapkan selama ini,” sebutnya.
Pada bagian lain dikatakanya, bahwa pentingnya pendidikan agama di sekolah, apalagi ada wali murid terbatasnya waktu mengontrol anaknya setiap hari. Mungkin sebagian ada yang mengantar anaknya ke dayah agar memberikan rasa aman dalam pendidikan diniyah,
“Jadi kita munculkan ide ini dan orang tua juga tahu, maka lahirlah metode ini, dan orang tua mendukung program yang kita buat di sekolah ini,”sebutnya.
Bagaimana tanggapan Bupati Aceh Besar, Ir. Maward Ali? Menurut Affilinda, bupati sangat respon dan mengapresiasi program tersebut. Apalagi sudah menghasikan kurikulum seperti sekarang, tahun lalu sekolah ini mendapatkan penghargaan sebagai sekolah pelaksana sistem pendidikan terpadu.
Ketika di tanya tanggapan wali murit, dikatakannya, ada orang tua menganggap tanggung jawabnya selesai saat sudah di sekolah, karena dari pagi sampai pulang sekolah, anaknya sudah aman.
“Tetapi kita guru harus ekstra dan ini harus bertanggung jawab dan ini menjadi tugasnya apalagi amanah orang,”sebutnya.
“Jadi prinsip, “aneuk tanyo, kalon aneuk ureng laen, aneuk tanyo di kalon le ureng lain, Allah menitipkan amanah, maka amanah itu kita jaga,” jelasnya.
Malah ada orang tua mengatakan, ibu kenapa tidak melaksanakan sampai sore, itu menandakan anaknya aman di sekolah, karena kalo di luar aga sulit mengawasinya, apalgi pengaruh HP android atau IOS luar biasa.
“Di seolah ini, kita tidak membolehkan boleh bawa hp , karena kita menyediakan hp sekolah untuk menelpon orang tua, sesekali kita sidak ke siswa melihat apakah mareka bawa hp atau tidak,”ujarnya.