BRI Bawa Pelaku UMKM Kopi Gayo Tembus Pasar Amerika

BANDA ACEH – Keberhasilan Muhammad Anzar, pengusaha kopi asal Desa Lampahan, Bener Meriah menembus pasar Amerika menjadi satu prestasi tersendiri bagi pengusaha lokal kopi gayo. Pria berusia 31 tahun tersebut berhasil masuk ke ajang Specialty Coffee Expo di Boston, Amerika Serikat. Rabu (19/04/22)

Adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membawa Muniru Coffee yang merupakan Usaha Micro Kecil dan Menengah mengikuti ajang pameran kopi internasional yang bergengsi pada 8-10 April 2022.

BRI memang menargetkan agar usaha milik anzar ini harus bisa menembus pasar internasional. Direktur Bisnis Kesil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan bahwa besar keinginan agar kopi dari muniru coffee bisa dirasakan oleh seluruh dunia, oleh karena itu diikutkan dalam ajang kopi tahunan terbesar amerika yang dilaksanakan oleh Atase Perdagangan Washington DC dengan bekerja sama dengan BRI New York Agency.

Muhammad Anzar memulai bisnis kopinya ketika masih kuliah. Produknya tersebut dikemas dalam ukuran 100 gram sampai dengan 500 gram. bubuk kopi kemasan tersebut dititipkan di toko-toko dan usaha souvenir khas Aceh yang ada di kota banda Aceh. Disela-sela jadwal kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, ia mengantar serta mengecek barang dagangannya tersebut.

Perkembangan tahun ke tahun membuahkan hasil, dimana bubuk kopinya mendapat tempat dihati kalangan pecinta kopi. Permintaan semakin meningkat dan kian membesar membuat semangat wira usaha anzar terlecut. Kemudian Ia dikenalkan sahabatnya dengan produk dari BRI yakni Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Dari program tersebut ia mendapatkan kredit sebesar lima puluh juta rupiah yang menjadi modal baginya mengembangkan usaha.

Ikut sertanya dalam program tersebut membuat Anzar memiliki tambahan dana untuk menambahkan kapasitas produksi. Ia bisa membeli alat produksi dan menambah kuota bahan baku. Selain itu ia juga mendapatkan bantuan promosi dalam setiap event yang diselenggarakan oleh Bank Rakyat Indonesia, sehingga omsetnya semakin meningkat.

Azar juga beberapa kali mengambil KUR (Kredit Usaha Rakyat) guna memperbesar usahanya. Pada tahun 2017 ia mendapatkan kredit sebesar 150 juta yang ia gunakan untuk membangun gudang serta mengikat kerja sama dengan para pengepul, guna menambah produksi dan mengingkatkan kualitas dan kuantitas kopi yang akan ia produksi. Dari sini ia bisa mereduksi biaya produksi hingga 25 persen dan menyediakan bubuk kopi berkualitas secara berkesinambungan.

Selanjutnya pada tahun 2019 ia menambah kredit sebesar 350 juta, yang ia gunakan untuk melebarkan sayap usahanya. Ia mulai menjadi pemasok kopi kebeberapa roastery diluar Aceh. Beberapa perusahaan roastery di Medan dan Surabaya telah menjadi pelanggan Muniru Coffee.

Azar sendiri mengenang usahanya banyak menemui rintangan ketika berusaha menembus pasar internasional. Kemudian ia belajar banyak dari BRI UMKM EXPO(RT) BRILIAN PRENEUR. Bagaimana perizinan, kecocokan harga dan produk, hingga bagaimana bertemu buyer. Pada akhirnya usaha membuahkan hasil manis dan azar mulai melakukan ekspor kopi ke Malaysia, Taiwan dan Amerika. Muniru Coffee menggaet buyer dengan bendera PT Muniru Burni Telong. Burni Telong merupakan daerah pegunungan gayo dimana gudang kopi miliknya berdiri.

“BRI sendiri siap membantu Azar, pengusaha kopi dari tanoh gayo untuk menembus pasar amerika. Ada potensi kontrak sebesar 1,4 miliar dalam setiap transaksi kopi ke Amerika Serikat. Ini juga sekaligus Bukti komitmen BRI terhadap pelaku UMKM. Membina dari usaha kecil, menengah, hingga mampu menjadi pelaku usaha korporasi”; sebut Amam Sukriyanto

“Journey pemberdayaan bisnis UMKM yang kami lakukan, yaitu go modern yang meliputi perbaikan kualitas produk, story behind product, packaging, branding, pengelolaan keuangan, manajemen pemasaran dan pembukuan,” jelas Amam.

Selain itu ada digitalisasi dan automasi bisnis dan pemrasaran melalui go digital, go online dengan perluasan pasar melalui e-commerce, dan terakhir go global untuk menjangkau pasar internasional. Diharapkan ini menjadi showcase bagi UMKM untuk go Internasional.

“Dalam pameran tersebut, Muniru Coffee dapat mengaet potensial buyer sebanyak 9 importir besar Amerika Serikat dan 1 importir asal Cina. Total pemintaan sebesar 15 kontainer dengan nilai 2 juta USD dengan tenggat waktu sampai bulan 9 tahun 2022. Tantangan saat ini adalah pengapalan yang sulit di Pelabuhan Belawan serta biaya pengapalan yg terus naik. Anzar berharap pemerintah dapat concern akan masalah tersebut, agar potensial yang di dapat tidak hilang, tetapi agar bertambah”;Pungkas Anzar Nawi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here